Plato Foundation

Training of Facilitator (ToF): Helping Adolescent Thrive Initiative Bagi Fasilitator Masyarakat dan Remaja

Facebook
WhatsApp
Twitter

Kamis, 7 November 2024, Kegiatan ToF yang diselenggarakan di Ruang Puspaga Gedung Siola Kota Surabaya ini dihadiri oleh 12 fasilitator masyarakat dan 12 fasilitator remaja untuk mendapatkan pembekalan mengenai dukungan kesehatan mental remaja dalam Program Helping Adolescent Thrive. Kegiatan dibuka oleh Pembawa Acara, diawali dengan sambutan dari UNICEF yang diwakili oleh, menekankan pentingnya kesehatan mental bagi remaja, mengingat banyaknya permasalahan kesehatan mental khususnya pada remaja saat ini. Dilanjutkan arahan sekaligus membuka kegiatan oleh Thussy Apriliandari, Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak DP3APPKB Kota Surabaya, dalam penyampaiannya mendorong semua pihak untuk dapat berkolaborasi memperkuat program kesehatan mental remaja di Kota Surabaya.

Sesi pengantar disampaikan oleh Asep Zulhijar, Child Protection Officer UNICEF Indonesia kepada Fasilitator Remaja dan Fasilitator Masyarakat. Asep membuka sesi dengan berdiskusi seputar kesehatan mental dan bagaimana self care dapat diterapkan untuk menjaga kesehatan mental pada remaja. Remaja yang bermental sehat adalah mereka  yang mampu menyadari potensi yang dimiliki, dapat mengatasi tantangan yang dapat memicu stres dalam kehidupan sehari-hari, mampu melakukan aktivitas yang produktif serta memberikan kontribusi pada masyarakat. Asep juga menegaskan pentingnya melakukan regulasi emosi dengan mampu mengelola dan menanggapi perasaan dengan cara yang sehat.

Kegiatan dilanjutkan dengan acara inti ToF bagi fasilitator masyarakat dan remaja. Peserta dibagi dalam dua kelas yang berisi kelas fasilitator remaja yang difasilitasi oleh Asep Zulhijar, sedangkan kelas  fasilitator masyarakat difasilitasi oleh Dita Amalia, Direktur Yayasan PLATO. Fasilitator dalam proses menyampaikan materi menggunakan modul yang telah disiapkan oleh UNICEF.

Pembekalan ini diharapkan para fasilitator remaja dapat mendampingi remaja lainnya untuk berkembang bersama dengan kesehatan mental yang baik. Sedangkan untuk kader masyarakat dapat menjadi jembatan antara orang tua para remaja dan layanan kesehatan mental yang dibutuhkan oleh remaja. Serta dapat menyebarluaskan informasi mengenai pentingnya mengenali masalah kesehatan mental sejak dini, sehingga orang tua lebih siap memberikan dukungan yang tepat kepada anak-anak mereka. “Pelatihan ini membuka wawasan kami tentang betapa pentingnya peran masyarakat dalam mendukung kesehatan mental remaja. Sebagai kader, kami bisa menjadi penghubung antara orang tua dan remaja yang membutuhkan perhatian” seru Ninik, peserta fasilitator masyarakat.

Pada kelas remaja maupun orang tua, fasilitator mengawali kegiatan dengan membangun suasana melalui perkenalan antar peserta dan menanyakan perasaan hari ini dengan menggambarkannya pada selembar kertas. Peserta kemudian diajak untuk membuat Surat “Untuk Aku di Masa Datang”. Tujuan dari kegiatan ini adalah membantu peserta mengungkapkan harapan mereka dan mengidentifikasi hal-hal yang penting dalam hidup mereka.  Melalui kegiatan ini peserta belajar bahwa menjaga kesehatan mental dapat membantu mencapai tujuan dan mewujudkan potensi yang dimiliki. Fasilitator kemudian mengajak peserta mengidentifikasi tindakan yang dapat peserta lakukan yang mengarah pada pengalaman positif dengan aktivitas meniup balon. Pada sesi ini peserta belajar bahwa semua orang memiliki pengalaman negatif dan positif sehingga wajar setiap orang mengalami emosi yang berbeda.

Melalui analogi kembang kempis balon, peserta memahami bahwa setiap orang memiliki pilihan untuk mengembangkan balon dengan mengisinya dengan tindakan positif atau sebaliknya membuat balon mengempis karena tindakan negatif yang dipilih. Fasilitator kemudian mengajak peserta mengembangkan rasa mengasihi dan berbuat baik terhadap diri sendiri. Peserta didorong untuk menyadari bahwa mengalami emosi yang sulit bersifat wajar dan penting untuk menunjukkan kebaikan pada diri kita sendiri, seperti kita memperlakukan hal yang sama pada teman kita ketika mereka dihadapkan pada kondisi yang sedang tidak baik-baik saja. Sesi ini juga menekankan pentingnya menerima emosi tanpa menghakimi karena kebutuhan setiap orang berbeda sehingga perlu memiliki strategi yang sesuai dengan diri kita masing-masing.

Dengan hadirnya fasilitator remaja dan fasilitator masyarakat terlatih, akan semakin banyak remaja yang mendapat dukungan kesehatan mental. Kami percaya bahwa perubahan besar dimulai dari langkah-langkah kecil melalui kepedulian dan keterlibatan aktif mereka.