10 Maret 2023, Yayasan PLATO bersama Dinas Kesehatan Sidoarjo dengan dukungan UNICEF menyelenggarakan kegiatan pengembangan kapasitas mengenai manajemen infodemi untuk tangkal hoaks di isu kesehatan, yaitu imunisasi dan PHBS, yang merupakan bagian dari upaya pencegahan stunting melalui pendekatan Komunikasi Antar Pribadi (KAP). Kegiatan yang terselenggara di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo ini dihadiri oleh 23 peserta dari kader kesehatan dan kader masyarakat Kabupaten Sidoarjo yang tergabung dalam program RCCE (Risk Communication & Community Engagement). Dalam kegiatan ini, para kader juga menyelami teknik penulisan sekaligus mempraktikkannya untuk meneropong praktik baik melalui cerita perubahan mendasar/MSC (Most Signifikan Change).
Praktik menulis praktik baik dibawakan oleh Heti Palestina Yunani dari Harian Disway dan ditajamkan dengan teknik menuangkan MSC dari sisi para kader oleh Direktur PLATO, Dita Amalia. Kemudian bersama Ziyaan Bebe dari UNICEF, berbagi capaian dan tantangan dari pelaporan melalui IPC (Interpersonal Communication) report untuk menyisir hasil mobilisasi sosial kader di lapangan.
Telah hadir Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, Dr Fenny Apridawati, S.KM,M.Kes untuk memberikan arahan dan semangat kepada para kader. Dalam arahannya, beliau mendorong para kader untuk berperan dan beraksi lebih kuat untuk menjangkau dan meyakinkan masyarakat agar mampu tangkal hoaks di isu kesehatan dan masyarakat bisa menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Mengulik hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting naik sebesar 1,3% dari 14,8% pada 2022 menjadi 16,1% pada 2023. “Kondisi di lapangan ditemukan banyak TTD yang dibagikan kepada ibu hamil tidak diminum, cakupan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI eksklusif juga masih perlu ditingkatkan. Tantangan tersebut butuh peran kader untuk menerapkan teknik KAP dalam mendampingi ibu hamil dan ibu menyusui di lapangan”, tegas Fenny.
Para kader juga diberikan penguatan kapasitas untuk merespon infodemik di isu imunisasi dan PHBS melalui pendekatan KAP oleh Direktur PLATO, Dita Amalia bersama tim Fasilitator KAP dari PLATO, Yuniar Sulistyo dan Annisa Taqwa. Pendalaman edukasi tangkal hoaks kepada peserta dilakukan dengan 3 langkah KAP, yaitu pemanasan, belajar& bermain serta aksi bersama. Tahap pemanasan, diawali dengan perkenalan dan penyampaian tujuan kegiatan. Peserta diajak bernyanyi bersama untuk mencairkan suasana dan perkenalan antar peserta untuk saling mengingat nama. Pada tahap belajar dan bermain, fasilitator mengawali kegiatan dengan bermain tepuk tangkal hoaks untuk mengajak peserta memahami persamaan antara hoaks dan horror, menggali pengalaman peserta saat mendapatkan hoaks, kondisi emosi yang muncul dan bagaimana peserta menghadapi kondisi tersebut. Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan pesan kunci tentang langkah yang harus dilakukan saat mendapatkan hoaks. dengan diam sejenak, menamai perasaan dan aksi yang harus dilakukan dalam mengatasi hoaks. Serta memberikan informasi tentang link yang bisa diakses untuk validasi kebenaran dari hoaks. Terakhir, di tahap aksi bersama fasilitator mengajak peserta untuk kunci komitmen dengan menggali manfaat yang diperoleh, menggali aksi yang akan dilakukan dari peserta dengan meragukan untuk meneguhkan dan diakhiri dengan merinci aksi.
Berikutnya adalah role play oleh peserta yang dibagi menjadi empat kelompok. Peserta membuat serangkaian edukasi tangkal hoaks melalui tahapan yang sudah dibahas bersama oleh fasilitator sebelumnya. Dari serangkaian prosesnya, peserta berhasil mengkreasikan lagu untuk menjangkau masyarakat disela praktiknya.
Diakhir kegiatan, peserta menyusun rencana aksi dengan memperluas pesan lewat media sosial, melanjutkan mobilisasi sosial dengan edukasi tangkal hoaks di isu kesehatan , serta berkreasi menyuarakannya lewat penampilan seni yang disepakati oleh mereka. Bersama keterlibatan kader untuk melakukan edukasi tangkal hoaks di isu kesehatan dengan pendekatan KAP, akan semakin mempercepat penurunan stunting di Kabupaten Sidoarjo.