Plato Foundation

Bersinergi Tangkal Hoaks, PLATO bersama UNICEF Gelar ToT (Training of Trainer) Manajemen Infodemik dan Literasi Digital Kesehatan lewat Komunikasi Antarpribadi (KAP)

Facebook
WhatsApp
Twitter
Arus teknologi dan informasi digital yang semakin deras dan mudah diakses memberi celah bagi kabar bohong alias hoaks untuk berseliweran bebas di tengah-tengah masyarakat. Hoaks sudah merasuki di segala lini kehidupan, tak terkecuali di bidang kesehatan. Data Kemenkominfo 2021 terkait sebaran hoaks ditengah masyarakat, menyebutkan bahwa terdapat lebih dari 800.000 situs yang terindikasi sebagai penyebar hoaks. Hasil survei yang dilakukan UNICEF-Nielsen pada 2022, menunjukkan sebanyak 38% masyarakat di enam kota besar di Indonesia,termasuk Surabaya tidak dapat membedakan mana informasi yang benar dan mana yang salah (hoaks).  Diketahui hoaks tidak hanya bisa tersebar di media sosial, namun juga bisa menyebar dari mulut ke mulut di lingkungan keluarga,tetangga dan orang-orang terdekat. Dalam hal ini hoaks telah menjadi tantangan dalam program kesehatan, termasuk dalam membangun gerakan hidup sehat masyarakat. Salah satunya banyak orang yang enggan untuk vaksinasi COVID-19 dan enggan membawa anaknya untuk imunisasi karena beredarnya hoaks yang diyakini oleh masyarakat tentang KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). PLATO bersama UNICEF Indonesia menyelenggarakan Pelatihan untuk Pelatih (Training of Trainer/ToT)  Manajemen Infodemik dan Literasi Digital Kesehatan untuk memperkuat edukasi tangkal hoaks di isu kesehatan  melalui Pendekatan Komunikasi Antar Pribadi (KAP)/Interpersonal Communication/IPC). Acara ini berlangsung pada 15-17 Maret 2023 di Hotel Cleo Jemursari Surabaya. Output dari kegiatan ini adalah tercetaknya pelatih yang memiliki kapasitas dibidang literasi digital kesehatan dan menguasai teknik KAP  agar nantinya dapat melatih para komunikator di lapangan. “Kegiatan ini selain berupaya memberantas peredaran hoaks di isu kesehatan, juga membangun kesadaran kritis masyarakat untuk dapat mengidentifikasi hoaks dan bisa meresponnya dengan benar. “Kegiatan ini menjadi bagian dari  Program Risk Communication &Community Engagement (RCCE) yang difokuskan pada manajemen infodemik dan literasi digital kesehatan untuk merespon isu imunisasi dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang merupakan bagian dari upaya pencegahan stunting dengan keterlibatan masyarakat  untuk komunikasi perubahan perilaku hidup sehat,”tegas Dita, Direktur Yayasan PLATO. Kegiatan  dikemas sangat menarik dan interaktif dengan permainan, diskusi dan paparan kelompok, role play, praktik lapangan hingga tantangan menciptakan gerak lagu sebagai media pesan tangkal hoaks. Diawali dengan pemantapan isu imunisasi dan PHBS oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Serta pembekalan mengenai manajemen infodemik dengan individu kebal hoaks dan teknik verifikasi hoaks oleh pegiat literasi digital. Dalam  sesinya peserta diajak untuk mengenali ciri-ciri hoaks, memperkuat kecakapan dengan aksi tangkal hoaks, serta keamanan dan menjaga etika yang merupakan  bagian penting yang harus dipahami oleh peserta untuk edukasi tangkal hoaks di masyarakat.  Pelatihan ini juga diisi oleh Fasilitator dari Tim PLATO untuk mengajak peserta menyelami Teknik KAP, yaitu Membangun  Keakraban, Saling Mendengarkan dan Berbicara, serta Kunci Komitmen dengan langsung  dipraktekkan kepada peserta. Pelatihan ini diikuti 24 peserta dari berbagai elemen masyarakat dari  Surabaya, Sidoarjo dan Jember. Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Penyuluh Sosial Masyarakat (Pensosmas), Penyuluh agama Kementerian Agama, Penyuluh KB BKKBN, FKDM, Koalisi Bersih Narkoba, Kader RCCE, Aisiyah, Fatayat NU, PKK, LSM di bidang Kesehatan, Akademisi Fakultas Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), hingga Dinas Kesehatan. Keterlibatan peserta ini juga dalam rangka memperkuat sinergi dan kolaborasi untuk bersama melawan hoaks agar perilaku pencegahan dapat dilakukan oleh masyarakat melalui penerapan hidup bersih dan sehat. Setelah mendapatkan pembekalan, pada hari kedua peserta langsung diajak praktik lapangan untuk mengedukasi tangkal hoaks di isu kesehatan kepada Kader Surabaya Hebat Kecamatan Tenggilis Mejoyo. Hari terakhir diawali dengan evaluasi dari praktik lapangan oleh masing-masing kelompok, sosialisasi pelaporan melalui metode IPC Report, dan penyusunan rencana aksi bersama. Ketua HWDI Surabaya Asti Dani yang menjadi salah satu peserta pelatihan itu begitu antusias. Dia mengapresiasi karena disabilitas turut diajak aktif memerangi berita hoaks. “Apresiasi yang luar biasa kepada PLATO  yang memberikan kesempatan kepada saya mewakili komunitas disabilitas untuk bisa belajar tentang literasi digital kesehatan dan KAP, ilmu yang sangat berharga ini akan saya bagikan kepada komunitas kami,” ujar Asti. “Pelatihan ini sangat menarik, begitu menyenangkan, sangat bermanfaat, sangat informatif, mudah dipahami”, berikut sederet kesan positif dari peserta selama berproses mengikuti kegiatan ToT.