Plato Foundation

Berbuka Penuh Makna Bersama Kepala BNNP Jawa Timur

Facebook
WhatsApp
Twitter

Bulan Ramadan selalu menjadi momen untuk perenungan diri serta memperbanyak amalan baik. Hal ini juga yang dimanfaatkan oleh  PLATO Foundation untuk menggelar acara buka bersama dengan klien rehabilitasi rawat inap. Sama seperti tahun sebelumnya, acara buka bersama kali ini lebih istimewa, karena dihadiri oleh Kepala BNNP Jatim, Brigjenpol M. Aris Purnomo. 

Tentu saja ini menjadi momen berharga. Kehadiran Aris menjadi motivasi untuk masa depan mereka. Dalam kesempatan itu, Aris memaparkan banyak hal. Diantaranya tentang bagaimana menjadi makhluk Tuhan yang berguna. 

“Kalau kalian taat beragama, lihat dalam Quran itu ada larangan minum khamer, mengapa dilarang, pasti ada tujuannya. Demikian juga dengan barang-barang haram lainnya,” ungkap Aris tegas. 

Lanjutnya pula, Aris menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk bioenergi,  artinya memiliki energi terbatas, suatu saat akan mati juga. Sama halnya ketika berbuat buruk, semuanya akan musnah dan hancur. 

“Selalu berbuat baik, positif, maka akan kembali juga dalam bentuk positif ke diri sendiri. Ini yang harus kalian pegang. Dan yakinlah bahwa kalian masih diterima di masyarakat asalkan dengan perbuatan baik dan tidak merugikan,” jelasnya. 

Rupanya paparan singkat dari Aris memberikan sentuhan semangat bagi para klien. Salah satunya,  Umar. Klien rehab yang belum lama masuk ini menyampaikan harapan dan kebanggaannya bisa “membersihkan” diri di tempat rehab PLATO. “Saya bangga bisa berada disini, karena menjadi tempat untuk melakukan instrosperksi diri bahwa selama ini perbuatan saya merugikan diri sendiri dan orang-orang yang saya sayangi,” ungkapnya. 

Di sesi berikutnya, Dita Amalia selaku Direktur PLATO Foundation, mengajak sharing kepada para klien untuk melakukan evaluasi diri secara lebih mendalam. Interaksi hidup dengan klien ini memberikan motivasi tersendiri. Salah satunya, klien ranap yang sudah berusia 53 tahun,  dan bahkan seorang ibu muda yang baru berusia 20 tahun. Mereka mengaku menyesal telah menyia-nyiakan waktu dan hidupnya dengan mengenal barang haram tersebut. Rizal salah satu klien rehab, bercerita, bahwa dia  sudah memakai sabu dan pil koplo selama 8 tahun, sempat berhenti dua bulan karena jauh dari teman-teman yang masih pake dan tidak punya uang. 

“Jadi memilih teman itu sangat penting, karena bisa saja kita terbawa oleh mereka dan tidak bisa menjauhi, akhirnya diri sendiri yang rugi. Nah, ketika kangen dengan “barang haram” tersebut kuatkan diri untuk mengalihkannya dengan hal-hal positif dan menerapkan just for today dengan melakukan hal-hal terbaik hanya untuk hari ini,” tegas Dita memberikan motivasi. Harapannya rehabilitasi manjadi sarana  mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya untuk perang lawan narkoba ketika kembali ke masyarakat.

Usai sesi curhat yang ditandai dengan bagi-bagi doorprize , acara sore itu diakhiri dengan serenity prayer, yakni berdoa bersama menyampaikan harapan dan keinginan untuk menjadi lebih baik. *ay