Plato Foundation

PLATO dengan Dukungan UNICEF Gelar Rapat Koordinasi Perkuat Program RCCE dengan Libatkan Multi Stakeholder Tingkat Provinsi di Jawa Timur

Facebook
WhatsApp
Twitter

Surabaya, 6 Juli 2022  – Yayasan PLATO dengan dukungan UNICEF menyelenggarakan kegiatan rapat koordinasi penguatan program RCCE (Risk Communication and Community Engagement) sebagai program yang mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan serta untuk mensinergikan program melalui koordinasi dan kerja sama seluruh pihak demi tercapainya keberhasilan program-program kesehatan yang dicanangkan di Jawa Timur. Kegiatan yang dilaksanakan di Grand Darmo Suite Hotel pukul 08.00 hingga 12.00 WIB ini  telah dihadiri oleh 24 peserta dari unsur pemerintah, organisasi masyarakat, media dan akademisi. Mereka merupakan mitra strategis dalam mensukseskan  pesan-pesan pencegahan perilaku beresiko di masyarakat. Telah hadir masing-masing perwakilan dari lembaga Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dinas Pendidikan, DInas Komunikasi dan Informatika, Kanwil Kementerian Agama, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Dinas Sosial,  Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK), Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial, Universitas Surabaya (UNESA), Aisyiyah, Fatayat NU, Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), Majelis Agung Gereja Kristen Jawi Wetan (MA GKJW),  Lembaga Perlindungan Anak (LPA), Koalisi Kependudukan Jawa Timur ,Forum Anak,Generasi Berencana dan tim RCCE PLATO. 

Kegiatan diawali dengan arahan dari Pembina PLATO , Nanang Abdul Chanan dan dilanjutkan dengan sambutan dari perwakilan UNICEF Surabaya, Emeralda Aisha.

Paparan oleh tiga narasumber menjadi bahan untuk diskusi dan membangun pemahaman bersama terhadap isu RCCE.  Strategi dan Praktik Baik Promosi Kesehatan untuk Program Imunisasi, Gizi dan PHBS disampaikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Malik Afif. “Layanan kesehatan bagi masyarakat ditransformasikan melalui promosi kesehatan yang  dilakukan dalam rangka memberdayakan masyarakat agar sadar secara mandiri terhadap kesehatannya,” seru Malik. Ditambahkan pula dalam paparannya bahwa jumlah kabupaten/kota yang menerapkan kebijakan Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) sebesar 68%, sisanya 32% masih menjadi PR (Pekerjaan Rumah). Untuk itu perlu dilakukan  pendampingan pada kabupaten/kota tersebut melalui kerja bersama dan  dukungan seluruh pihak agar semua wilayah dapat terjangkau. Materi selanjutnya terkait Tantangan dan Pentingnya Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) pada Remaja Putri dalam Program Kesehatan Reproduksi Remaja yang dipaparkan oleh dr. Zekson Alpian.PS dari BKKBN Provinsi Jawa Timur. “Perihal menstruasi banyak remaja perempuan belum mengetahui bagaimana mengelola kebersihan menstruasi dengan tepat, serta banyak orangtua yang juga belum mampu menjelaskan secara gamblang karena tabu dan tidak tahu, sehingga banyak remaja perempuan  mengakses informasi yang salah tentang menstruasi dan tentunya  ini menjadi tantangan  kita bersama,” Ujar dr.Zekson. Dibutuhkan keterlibatan dan dukungan berbagai pihak untuk dapat bekerja sama mempromosikan kesehatan seputar menstruasi secara tepat pada masyarakat. Pemaparan terakhir disampaikan oleh Direktur PLATO, Dita Amalia terkait gambaran Program RCCE yang akan dilaksanakan di Jawa Timur. Dita menjelaskan dampak pandemi terhadap terhambatnya akses layanan kesehatan esensial pada masyarakat serta program kerja RCCE selama satu tahun ke depan. “Harapannya semua orang bisa menjadi kader untuk promosi kesehatan mulai dari lingkungan keluarga dan seluruh masyarakat bisa terjangkau tanpa terkecuali melalui komunikasi interpersonal dengan melibatkan berbagai pihak tentunya,” tegasnya. Dita berharap adanya sinergitas dari multi stakeholder untuk mendukung program RCCE. 

Rangkaian kegiatan rapat koordinasi diakhiri dengan diskusi yang sangat interaktif dengan membahas langkah strategis dan implementatif Program RCCE  yang dimoderatori oleh Lutfi Agus Salim dari Fakultas Kesehatan UNAIR . Beberapa stakeholder memberikan masukan antar lain terkait perlunya penyamaan langkah untuk semua stakeholder agar tidak terjadi tumpang tindih dalam mensukseskan program RCCE. Selain itu, Joko Widodo selaku ketua Forum Komunikasi Organisasi Disabilitas Jawa Timur, berharap kegiatan ini dapat menjangkau teman-teman disabilitas secara tepat. “Banyak teman-teman tuli dan netra yang memiliki anak remaja perempuan yang membutuhkan informasi terkait kesehatan khususnya Manajemen Kesehatan Menstruasi (MKM). Bagaimana mereka dapat memberikan informasi  secara tepat pada anak-anak mereka” ujarnya. Lebih lanjut, beragam kontribusi juga disampaikan oleh peserta. Salah satunya, yang disampaikan oleh perwakilan insan genre.    “ Kami memiliki banyak kegiatan dan banyak anggota kurang lebih 2000 orang di Jawa Timur, dimana adanya PIK (Pusat Informasi dan Konseling ) akan menjadi wadah untuk mensosialisasikan program ini. Hal ini senada dengan Forum Anak Jawa Timur yang siap membantu menyampaikan informasi kesehatan yang digaungkan oleh RCCE termasuk mendorong remaja untuk mendownload aplikasi Oky sebagai edukasi tentang manajemen kebersihan menstruasi dan kesehatan reproduksi dengan bantuan 38 pengurus forum anak di Jawa Timur.

Adanya pemahaman bersama terhadap isu dan program RCCE, terbangunnya koordinasi dan sinergitas Program RCCE dengan program kesehatan yang sejalan serta berbagai masukan untuk memperkuat langkah strategis dan implementatif menjadi capaian dari kegiatan ini.